Rute jalur Perempatan Garum ke utara setelah itu terdapat
arah petunjuk untuk menuju ke gunung kelud, Hingga sampai di desa Karangrejo
Garum, berikutnya jalan mulai naik dan agak rusak.
Panorama yang
dimiliki sepanjang jalan menuju gunung kelud cukup banyak, antara lain kawasan
hutan, lahar beku yang dilihat dari atas, bukit-bukit dan gunung-gunung, aliran
lahar yang membentuk pladu dan lain-lainnya.
Selama perjalanan saya sejenak berhenti di sebuah panorama
unik, yaitu lahar beku, indah sekali bila dilihat. Tepatnya adalah di jalan
terdapat orang berjualan, nah orang di situ tahu bila ada pemandangan lahar
beku. Kita hanya berjalan 30 meteran dari jalan menuju tempat melihat lahar beku
ini.
Sesudah lahar beku
kami menuju
pintu masuk di kawasan wisata kelud, cukup membayar 5000 per motor.
Jalan terlihat baru di bangun, mengingat saya kesana H+60 dari letusan kelud
tahun 2014.
Namun karena cuaca
yang tidak mendukung kami tidak boleh memuncak, jarak sekitar 2 km/1 jam
perjalanan. Jika cuaca mendukung dan berjalan ke puncak, maka akan di berikan
HT untuk dipandu dari pos oleh petugasnya.
Setelah hanya menikmati di pos terakhir, kami pun turun. Saat turun
hujan mulai mengguyur kami, saat turun kami dia awasi oleh petugas dengan
mengkontak menggunakan HT di pos bawahnya.
Hujan semakin deras
dan kamipun terpaksa berhenti di pos bawahnya, sesampai disana kami sempat
membeli kopi untuk menghangatkan badan. Para petugas di kawasan wisata ini
masih secara sukarela.
Pladu |
Namun begitu keramahan yang ditunjukan pada pengunjung
sangatlah memuaskan. Pada hari itu tidak banyak yang mengunjungi disini, hanya
belasan wisatawan. Namun mereka tetap menyambut kami dengan suka cita.
Penempatan pos di sini terbilang strategis, disini menyimpan pemandangan yang
begitu indah dan katanya langka. Jika kami tidak memuncak karena cuaca akan
hujan, maka di pos sini digantikan dengan pemandangan pladu yang jarang
terjadi. Pladu terjadi jika hujan turun dan lahar dari puncak juga turun,
sehingga terjadi semburan-semburan yang menyembur dengan
indah. Lahar dingin yang besar itu dapat kami lihat dari atas dan suaranya yang
terdengar begitu gemuruh. Ketika hujan mulai reda kami melanjutkan perjalanan
kembali untuk turun. Sesampai di pos masuk/keluar kami sempat berhenti dan
disuguhkan kopi gratis. Karena mendung kembali membentuk kami pun melanjutkan
segera perjalanan, saat perjalanan kami diguyur hujan rintik-rintik. Hujanpun
mulai deras, kami sesegera harus menuju warung terdekat yang jauhnya sekitar 8
km dari pos masuk.
Akhirnya kami sampai di warung tersebut dan menunggu hujan
reda. setelah hujan reda kami melanjutkan perjalanan kembali pulang. Sekarang
jalan yang kami lalui masih dalam tahap pembangunan, itu saya lihat ketika
Agustus 2014 kemarin saya berkunjung kesana, namun jalan ditutupi dengan
batu-batu yang mustahil di lewati oleh motor biasa.