Selasa, Oktober 07, 2014

Rute Baru Gunung Kelud dengan Pemandangan tak Kalah dengan Rute Lama



Rute jalur Perempatan Garum ke utara setelah itu terdapat arah petunjuk untuk menuju ke gunung kelud, Hingga sampai di desa Karangrejo Garum, berikutnya jalan mulai naik dan agak rusak. 

 Panorama yang dimiliki sepanjang jalan menuju gunung kelud cukup banyak, antara lain kawasan hutan, lahar beku yang dilihat dari atas, bukit-bukit dan gunung-gunung, aliran lahar yang membentuk pladu dan lain-lainnya.
Selama perjalanan saya sejenak berhenti di sebuah panorama unik, yaitu lahar beku, indah sekali bila dilihat. Tepatnya adalah di jalan terdapat orang berjualan, nah orang di situ tahu bila ada pemandangan lahar beku. Kita hanya berjalan 30 meteran dari jalan menuju tempat melihat lahar beku ini.

Sesudah lahar beku kami menuju
pintu masuk di kawasan wisata kelud, cukup membayar 5000 per motor. Jalan terlihat baru di bangun, mengingat saya kesana H+60 dari letusan kelud tahun 2014.

Kami dibantu selama perjalanan, meski jalan sangat sulit, kami akhirnya sampai juga di t
empat pemberhentian motor dan pos sebelum jalan kaki menuju puncak.
Namun karena cuaca yang tidak mendukung kami tidak boleh memuncak, jarak sekitar 2 km/1 jam perjalanan. Jika cuaca mendukung dan berjalan ke puncak, maka akan di berikan HT untuk dipandu dari pos oleh petugasnya.  Setelah hanya menikmati di pos terakhir, kami pun turun. Saat turun hujan mulai mengguyur kami, saat turun kami dia awasi oleh petugas dengan mengkontak menggunakan HT di pos bawahnya.
Hujan semakin deras dan kamipun terpaksa berhenti di pos bawahnya, sesampai disana kami sempat membeli kopi untuk menghangatkan badan. Para petugas di kawasan wisata ini masih secara sukarela.
 
Pladu
Namun begitu keramahan yang ditunjukan pada pengunjung sangatlah memuaskan. Pada hari itu tidak banyak yang mengunjungi disini, hanya belasan wisatawan. Namun mereka tetap menyambut kami dengan suka cita. Penempatan pos di sini terbilang strategis, disini menyimpan pemandangan yang begitu indah dan katanya langka. Jika kami tidak memuncak karena cuaca akan hujan, maka di pos sini digantikan dengan pemandangan pladu yang jarang terjadi. Pladu terjadi jika hujan turun dan lahar dari puncak juga turun, sehingga terjadi semburan-semburan yang  menyembur dengan indah. Lahar dingin yang besar itu dapat kami lihat dari atas dan suaranya yang terdengar begitu gemuruh. Ketika hujan mulai reda kami melanjutkan perjalanan kembali untuk turun. Sesampai di pos masuk/keluar kami sempat berhenti dan disuguhkan kopi gratis. Karena mendung kembali membentuk kami pun melanjutkan segera perjalanan, saat perjalanan kami diguyur hujan rintik-rintik. Hujanpun mulai deras, kami sesegera harus menuju warung terdekat yang jauhnya sekitar 8 km dari pos masuk. 


Akhirnya kami sampai di warung tersebut dan menunggu hujan reda. setelah hujan reda kami melanjutkan perjalanan kembali pulang. Sekarang jalan yang kami lalui masih dalam tahap pembangunan, itu saya lihat ketika Agustus 2014 kemarin saya berkunjung kesana, namun jalan ditutupi dengan batu-batu yang mustahil di lewati oleh motor biasa.